Senin, 17 Mei 2010

Di Penghujung Akhir Tahun SDIT Az-Zahra


Kalau bukan karena harapan tidak akan seorang petani bercocok tanam, tidak akan seorang guru menyampaikan pelajaran, tidak akan seorang anak mengikuti pelajaran, dan tidak akan seoraang orang tua menyekolahkan. Dan harapan demi harapan itulah yang membuat kita terus beratahan, bersabar dan terus berusaha dalam mengarungi kehidupan. Begitu pula dengan seluruh aktifitas sekolah di SDIT Az-Zahra Sragen kalau bukan karena harapan dan cita-cita masa depan, tentu tidak akan ada sebuah perjuangan untuk mencapai harapan dan cita-cita tersebut. Manusia wajib berusaha untuk meraih harapan itu tapi Allah SWT-lah yang berhak menentukan hasilnya.

Tidak terasa satu tahun pelajaran sudah terlewatkan, usaha demi usaha telah kami lakukan untuk meraih sebuah harapan untuk mewujudkan anak-anak yang “Unggul Dalam Prestasi dan Luhur Dalam Budi Pekarti”. Akan tetapi kami menyadari sepenuhnya bahwa banyak sekali kekurangan dan kekhilafan dalam kami mengemban amanah dari Bapak/ Ibu Orang Tua/ Wali Murid selama ini. Maka dipenghujung tahun pelajaran ini kami seluruh Ustadz dan Ustadzah serta Karyawan SDIT Az-Zahra mohon maaf dan smoga pelajaran demi pelajaran, hikmah demi hikmah dapat kami tuwai dari setiap kegagalan dan kesalahan untuk menjadikan kami lebih baik agar mampu mengemban amanah Bapak/ Ibu dengan lebih baik pula ditahun-tahun berikutnya. Dan semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan kesalahan kita.

Akhirnya pada penghujung tahun pejaran 2009/2010 ini ijinkanlah kami mengungkapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam berjalannya proses pendidikan di SDIT Az-Zahra. Kepada segenap Pembina dan Pengurus Yayasan LBM Al-Falah Sragen yang telah menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kepada segenap Pengurus Komite Sekolah yang senantiasa memberikan bantuan dalam bentuk pemikiran, saran, dan dukungannya. Kepada segenap oang tua/wali siswa yang senantiasa menjalin sinergi dalam pendidikan putra/putri kita. Kepada teman-teman seperjuangan saya Bapak, Ibu Guru dan Karyawan SDIT Az-Zahra yang telah bahu-membahu mewujudkan idealisme pendidikan yang kita cita-citakan. Yang dengan ruh jiddiyahnya dan segala pengorbanannya dalam mendampingi dan membimbing buah hati kita untuk menyelesaikan studinya dengan hasil yang optimal. Tidak ada yang dapat kami sampaikan selain ucapan terimakasih sedalam-dalamnya teriring do’a jazakumullahu khoiran katsiran atas semua sumbang sih yang diberikan. Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian jama’ahnya orang-orang yang shalih dan memasukkanya kedalam sorga-Nya. Amiin


Selengkapnya...

Senin, 08 Februari 2010

Jangan Menyerah


Banyak manusia merasa bahwa dialah orang yang paling sengsara karena hidup kekurangan, banyak ujian dan permasalahan . Karena tidak diimbangi keimanan kepadaNya banyak orang yang stress, bingung, gelisah, tidak yakin, bimbang, ragu-ragu, was-was sealu bertanya bagaimana hidupku besok dan lainnya, bahkan tidak sedikit yang mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri , “ASTAGHFIRULLAHAL’ADHIM”.
Padahal sebenarnya kalau dilihat dari sisi lain dari ujian dan cobaan maka kita akan bersyukur kepada Allah. Sebuah ujian, cobaan itu tergantung dari bagaimana kita memandang dan menyikapinya. Kalau kita sikapi dengan positif maka yang akan hadir dalam dirikita adalah optimis dan bertambah keimanan dalam diri kita, akan tetapi demikian sebaliknya.

Allah dalam hadist QudsiNya menyatakan bahwa ujian, cobaan yang ditimpakan kepada hambanya itu disebabkan “ALLAH RINDU AKAN RITIHAN DAN SUARA HAMBANYA MEMOHON DAN MENYEBUT NAMANYA”, subhanallah begitu indahnya bahasa Allah, ternyata dibalik sebuah ujian ada makna yang tak ternilai didalamnya. Betapa hebatnya seorang manusia yang penuh dosa dia dirindukan suaranya oleh Allah SWT, tidaklah mungkin orang ini adalah orang biasa-biasa saja. Kalau kita masih diberikan ujian dalam kehidupan itu berarti bahwa Allah masih saying dengan kita, tapi sebaliknya jika seorang manusia sudah tidak pernah diberi ujian dan cobaan berarti Allah tidak lagi syang kepadanya mendengar suaranyapun Allah enggan.

Dalam hdist Qudsi juga Allah menyampaikan bahwa Allah telah memberikan modal kepada manusia dan Allah meminjam lagi kepada manusia dan barang siapa memberikan pinjaman kepada Allah dengan sadar dan ikhlas untuk Allah maka Allah akan mengembalikan dengan dua hal yaitu :

1. diberi pahala yang berlipat
2. dan dibalas dengan surgaNya.

Akan tetapi jika Allah meminjam kepada hambanya secara paksa akan tetapi hamba tersebut tetap ikhlas, bersabar dan terus berusaha maka Allah akan mengembalikan dengan empat hal :

1. Akan diberikan hadiah
Hadiah pastilah sangat menyenangkan, dan bersifat istimewa begitu juga tentunya hadiah yang akan diberikan oleh Allah kepada hambaNYa ini dan bahkan diluar apa yang kita bayangkan.

2. Mendapatkan Rahmat
Rosul pernah menyampaikan bahwasannya seorang hamba masuk syurga bukan karena amalnya tapi karena dia mendapat rahmat dari Allah. Secara logika matematika pasti ketika amal dan ibadah kita kita jumlah disbanding dengan dosa kita sudah jelas dan tidak usah dihitung saja sudah kelihatan kemana kita akan berakhir.

3. Mendapatkan Petunjuk
Tidak semua orang didalam kehidupan yang penuh dengan liku-liku ini mendapatkan petunjuk dari Allah.

4. Melihat wajah Allah nanti di akhirat
I nilah nikmat yang paling sempurna bahkan melebihi nikmatnya syurga yaitu diperkenankan menatap langsung wajah Allah SWT, Nabi Musa saja pernah berdo’a untuk melihat wajah Allah tapi ternyata tidak mampu.

Demikianlah sisi lain dari ujian dan cobaan, maka dari itu tidak pantaslah kalau kita selalu berkeluh kesah, tidak optimis dalam hidup dan selalu menyesali diri sendiri. Sudah waktunya kita bangkit karena ALLAH BERSAMA KITA, ALLAH SAYANG PADA KITA, ALLAH RINDU PADA KITA, ALLAH MENUNGGU UNTUK BERJUMPA DENGAN KITA. Optimis, optimis dan optimis seperti lagunya Dmasiv. Syukron.

Wassalam.
Selengkapnya...

Kamis, 21 Januari 2010

Mengapa Harus Pakai KKM

Adalah suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri di hati seorang guru ketika anak didiknya mampu untuk menerima pelajaran yang telah disampaikan. Akan tetapi untuk meraih hal demikian butuh perjuangan yang luar biasa kerja ikhlas, cerdas, keras dan tuntas tiada batas.

IKHLAS
Kalau ikhlas itu mah urusan masing-masing ana yakin bahwa semua guru di SDIT sudah pada ikhlas. Akan tetapi tidak ada salahnya kalau ana nyampaikan sedikit tadzkiroh untuk ana dan juga shobat-shobat semua, punten ustadz dan ustadzah ijinkan ya, kalau tidak ana tetep ngeyal nih!
Ana punya sebuah ungkapan "waktu bisa berulang kembali tapi peristiwa yang terjadi pada waktu itu tidak akan berulang, hanya sekali dalam hidup maka lakukan yang terbaik hari ini, untuk menorehkan tinta emas dalam hidup kita". Shobat ingat hidup di dunia kan hanya sekali ya tho, ya tho!!!. Makanya dari pada nggak ikhlas mendingan ikhlas, enak dihati buat hepy bikin hidup semakin bergengsi tapi nggak pakai seksi lho ya!



CERDAS
Nah ini yang penting sebagai guru harus juga cerdas, eh nanti dulu ya jangan GR dulu bagi yang pinter and nilainya waktu kuliah KEMELUD, ane bahas cerdas dari sisi lain lho. Seperti urutan diatas kalau pengen cerdas ya harus ikhlas dulu, karena tanpa ikhlas sebenarnya tidak ada kecerdasan, karena orang yang cerdas adalah "orang yang memikirkan hidup setelah mati", otomatis kalau kita beramal tanpa ikhlas berarti dunia dapet akheratnya tidak ya kan? tidak usah cemberut tidak ada yang tau kok!
Itu tadi sekilas cerdas dari sisi lain ada juga sebuah ungkapan "orang yang cerdas adalah tanggap dengan keadaan atawa cepat merespon cepat menempatkan diri boso jowone tanggap sasmito".
Yang terakhir baru cerdas dalam hal pengetahuannya.

MENEMBUS BATAS

Kalau sudah Ikhlas dan cerdas tentunya tidak ada batas lagi yang tidak dapat kita lalui bahkan mati atau akhiratpun.

Weleh...weleh... malah nglantur nandi nandi tho!. Udah ya prolognya nanti disambung kapan-kapan lagi!


MENGAPA HARUS PAKAI KKM

Ustadz-ustadzah yang budiman orang mau pergi tentu ada tujuan atawa cita-cita and punya target akhir. Nah kalau dalam pembelajaran tujuan, cita-cita/keinginan and target itu adalah SK/KD, Indikator, dan KKM.
Jadi dalam pembelajaran tentunya kita harus paham dengan hal-hal tersebut tidak hanya sekedar tahu saja.
Kalau SK/KD dan Indikator insyaallah udah pada paham, tapi disini kita akan coba mengetahui kenapa harus pakai KKM. Ustadz-ustadzah yang baik hati, suka menolong dan tidak sombong misalkan ada kasus begini:

Pada pembelajaran IPS dalam satu tahun ada 6 KD yang harus kita selesaikan, kemudian ternyata kita menentukan KKM pada rapor langsung 75 misalkan, berarti semua SK/KD pokoke KKM 75 kalau dibawahnya harus remidi, padahal tingkat kesulitan pada SK/KD 1 itu berbeda dengan tingkat kesulitan SK/KD yang lainnya, nah akhirnya bagi anak-anak yang menengah kebawah susah untuk mencapai KKM 75 pada SK/KD yang tingkat kesulitannya tinggi walau sudah diulang 5x, tapi malahan tambah turun nilainya bahkan bosen and males belajar.Akhirnya menjelang perapotan ada 2 orang yang sama-sama bingungnya 1 anak dan satunya ya GURUnya, capek deh!.

Nah.........sekarang kita coba cerita yang kedua
Ada seorang guru pada awal tahun sebelum mengajar dia menyiapkan dan menganalisa SK/KD, Kemampuan anak, dan Faktor pendukung untuk menentukan KKM. Karena dia berfikir bahwa ternyata pada SK/KD 1 itu materinya susah sekali and jika dilihat anaknya and pendukungnya akhirnya dia memutuskan untuk SK/KD 1 KKM nya adalah 60, kemudian SK/KD 2 ternyata materinya mudah dan kayaknya untuk anak sekali terangkan langsung tuntas, nah akhirnya dia memutuskan untuk KKM SK/KD 2 adalah 80 dan seterusnya. Sehingga diambil rata2 bahwa KKM untuk raport adalah 70.
Dengan analisa tersebut sang guru yang OK ini melaksanakan pembelajaran dengan fresh and anak juga tidak stres.

Itu contoh kasusus silahkan dipahami ustadz-ustadzah yang budiman
Pada intinya sebelum menentukan KKM raport, kita harus menentukan KKM per Indikator kemudian dirata2 kemudian rata2 itu jadi KKM SK/KD kemudian dirata-rata lagi dari KKM SK/KD menjadi KKM RAPORT. Begitu deh akhirnya.

Nah ini ada pedoman menentukan KKM silahkan di download
Semoga manfaat ya......!
And semoga kerja kita menjadi kerja ikhlas, cerdas, and menembus batas.

SYUKRON, Wassalam.


Selengkapnya...

Senin, 18 Januari 2010

Andai Lebih Panjang Lagi

________________________________________

“Jika kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.”(Al-Isra’: 7)
Hari itu ada seseorang yang meninggal dunia. Seperti biasanya, jika ada sahabat meninggal dunia, Rasulullah pasti menyempatkan diri mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, Rasulullah menyempatkan diri singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga yang ditinggalkan supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musbah itu. Begitupun terhadap keluarga sahabat yang satu ini.
Sesampai di rumah duka, Rasulullah bertanya kepada istri almarhum, “Tidakkah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”
Sang istri yang masih diliputi kesedihan hanya tertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya. “Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah.”
Rasulullah tertanya, “Apa yang dikatakannya?”
“Aku tidak tahu, ya Rasulullah. Maksudku, aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekadar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”
“Bagaimana bunyinya?” tanya Rasulullah lagi.
Istri yang setia itu menjawab, “Suamiku mengatakan ‘Andaikata lebih panjang lagi…. Andaikata yang masih baru… Andaikata semuanya….’. Hanya itulah yang tertangkap sehingga aku dan keluargaku bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu hanya igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai….”
Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru.” Beliau diam sejenak. “Jika kalian semua mau tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian agar tak lagi heran dan bingung.”
Sekarang, bukan hanya istri almarhum saja yang menghadapi Rasulullah. Semua keluarga almarhum mengerubungi Rasul akhir zaman itu. Ingin mendengar apa gerangan sebenarnya yang terjadi.
“Kisahnya begini,” Rasulullah memulai. “Pada suatu hari, ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Di tengah jalan ia berjumpa dengan dengan orang buta yang bertujuan sama—hendak pergi ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya. Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan pahala amal shalihnya itu. Lalu ia pun berkata, ‘Andaikata lebih panjang lagi.’ Maksudnya adalah andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula.”
Semua anggota keluarga itu sekarang mengangguk-angguk kepalanya. Mulai mengerti sebagian duduk perkara. “Terus, ucapan yang lainnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri yang semakin penasaran saja.
Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat Subuh, cuaca dingin sekali. Di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suaminya membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia pun mencopot mantelnya yang lama yang tengah dikenakannya dan diberikan kepada si lelaki tua itu. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, ‘Coba, andaikata yang masih baru yang kuberikan kepadanya, dan bukannya mantelku yang lama yang kuberikan kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.’ Itulah yang dikatakan suami selengkapnya.”
“Kemudian, ucapan yang ketiga, apa maksudnya ya Rasulullah?” tanya sang istri lagi.
Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “Ingkatkah engkau ketika pada suatu waktu suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engkau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelah diberikannya kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalnya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, ‘Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberi hanya separuh. Sebab, andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti pahalaku akan berlipat ganda pula.’”

Sekarang, semua anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika akan menjelang wafatnya. Kelapangan telah ia dapatkan karena ia tidak sungkan untuk menolong dan memberi.

" Ya Alloh semoga Engkau membimbing kami untuk dapat melaksanakan amanah mendidik anak di SDIT Az-Zahra ini Ya Alloh, agar kami tidak menyesal ketika pahala amal kami di nampakkan ketika kami nazak maut Ya Alloh, karena amal yang kami persembahkan adalah amal yang terbaik yang pernah kami ukirkan dalam hidup kami" Amiin
Selengkapnya...

Selasa, 12 Januari 2010

Mars SDIT Az-Zahra


Marilah Bersama Kami
SDIT Az-Zahra Sragen
Satukan Tekad Satukan Misi
Wujudkan Generasi Robbani
Ilahi Robbi Cinta Tertinggi
Qur'an dan Sunah Pedoman Kami


Membawa Sercecah Cahaya
Penerang Dalam Gelap Gulita
Mencetak Generasi Muda
Tinggi Ilmu Berakhlaq Mulia

Unggul Dalam Prestasi
Luhur Budi Pekerti
Itulah Semboyan Kami
SDIT Az-Zahra Sragen Selengkapnya...

Senin, 11 Januari 2010

Pendidikan Berbasis Karakter

Sekolah Islam Terpadu menjadikan pendidikan karakter sebagai pilar utama dalam proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu, SIT mengembangkan prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut:
1. Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis.
2. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum.
3. Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran untuk mencapai optimalisasi proses belajar mengajar.
4. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter peserta didik.
5. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah: menumbuhkan kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Melibatkan peran-serta orangtua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
7. Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam semua interaksi antar warga sekolah.
8. Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, ringkas, sehat dan asri.
9. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi pada mutu.
10. Menumbuhkan budaya profesionalisme

Nilai-nilai Islam menjadi inspirasi dan sekaligus pemandu utama dalam penyelenggaraan pendidikan di SIT. SIT meyakini bahwa pendidikan Islam akan mampu:
1. Membentuk sikap dan kepribadian yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip nilai keilahiyahan. Dengan aqidah yang benar, seorang muslim akan mampu menunjukkan sikapnya yang tegar, tsabat, istiqomah dan selalu berfihak dan membela al Haq.
2. Memompa semangat keilmuan dan karya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu berfikir dan berkarya. Doktrin Islam adalah: "sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat bagi orang lain"
3. Membangun karakter/pribadi yang saleh : selalu menegakkan nilai-nilai dan praktek ibadah. Pendidikan agama Islam mendidik dan mendisiplinkan pemeluknya untuk selalu taat beribadah kepada Allah SWT. Dengan perilaku ibadah yang bersih, niscaya akan terbentuk karakter muttaqien, selalu menjauhi perilaku negatif dan destruktif
4. Membangun Sikap Peduli: Islam selalu mengajarkan sikap peduli kepada orang lain, hewan dan lingkungan. Sikap peduli akan melahirkan sikap yang selalu membangun dan memecahkan segala permasalahan sosial.
5. Membentuk pandangan yang visioner, berfikir, bekerja dan bertindak untuk dowload kepentingan masa depan.

Bagaimana menerapkan pendidikan karakter di sekolah?

Menurut Ratna Megawangi, Founder Indonesia Heritage Foundation, ada tiga tahap pembentukan karakter:
• MORAL KNOWING : Memahamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik. Untuk apa berperilaku baik. Dan apa manfaat berperilaku baik
• MORAL FEELING : Membangun kecintaan berperilaku baik pada anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkannya.
• MORAL ACTION : Bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Moral action ini merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior

Dengan tiga tahapan ini, proses pembentukan karakter akan jauh dari kesan dan praktik doktrinasi yang menekan, justru sebaliknya, siswa akan mencintai berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya sendiri.

Masih menurut Indonesia Heritage Foundation, ada 9 pilar karakter yang harus ditumbuhkan dalam diri anak:
1. Cinta Allah, dg segenap ciptaanNya
2. Kemandirian ,tanggung jawab
3. Kejujuran, bijaksana
4. Hormat, santun
5. Dermawan, suka menolong, gotong royong
6. Percaya diri, kreatif, bekerja keras
7. Kepemimpinan, keadilan
8. Baik hati, rendah hati
9. Toleransi, Kedamaian, kesatuan

Tips untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah

Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan pendidikan berbasis karakter di sekolah:
• Memiliki nilai-nilai yang dianut dan disampaikan kepada seluruh stake holder sekolah melalui berbagai media : buku panduan untuk orang tua (dan siswa), news untuk orang tua, pelatihan.
• Staf pengajar dan administrasi termasuk tenaga kebersihan dan keamanan mendiskusikan nilai-nilai yang dianut, Nilai-nilai ini merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang diyakini sekolah.
• Siswa dan guru mengembangkan nilai-nilai yang dianut di kelas masing-masing.
• Memberikan dilema-dilema dalam mengajarkan suatu nilai, misalnya tentang kejujuran.
• Pembiasaan penerapan nilai di setiap kesempatan
• Mendiskusikan masalah yang terjadi apabila ada pelanggaran
• Mendiskusikan masalah dengan orang tua apabila masalah dengan anak adalah masalah besar atau masalahnya tidak selesai

Dari semua komponen sekolah, yang paling berperan mensukseskan program pendidikan berbasis karakter di sekolah, adalah GURU. Tentunya diperlukan GURU BERKARAKTER untuk menghasilkan SISWA BERKARAKTER. Meski diperlukan kesabaran dan ketekunan, menghasilkan anak didik yang berakhlak dan berkarakter baik tentunya sangat membahagiakan, karena menjadi penyebab seseorang mendapatkan kebaikan itu lebih baik dari dunia dan seisinya!
Selengkapnya...